Tak Disangka, Ayam Goreng dan Pecel Lele Jadi Favorit Turis Dunia!

Tak Disangka, Ayam Goreng dan Pecel Lele Jadi Favorit Turis Dunia!

Setiap kali aroma ayam goreng yang baru diangkat dari penggorengan tercium, siapa pun akan sulit menahan lapar. Di sisi lain, sepiring pecel lele lengkap dengan sambal dan lalapan segar pun tak kalah menggoda. Kedua makanan ini adalah dua dari sekian banyak kuliner khas Indonesia yang kini mendapat tempat di hati penikmat makanan dunia.

Ayam goreng dan pecel lele memang terdengar sederhana. Namun siapa sangka, di balik kesederhanaannya, terdapat kekayaan rasa, sejarah, dan budaya yang membuat makanan ini tidak sekadar hidangan harian—melainkan simbol identitas bangsa. Ayam goreng bukan sekadar ayam digoreng, begitu pula dengan pecel lele yang tak hanya sekadar ikan dan sambal.

Dalam banyak kesempatan, makanan ini menjadi menu andalan restoran Indonesia di luar negeri. Popularitasnya tumbuh seiring dengan meningkatnya ketertarikan dunia terhadap kuliner otentik yang berasal dari Asia Tenggara, terutama Indonesia.

Menariknya, baik ayam goreng maupun pecel lele sering dianggap sebagai “makanan rakyat.” Namun siapa sangka, keduanya mampu menembus sekat-sekat geografis dan sosial, hingga masuk ke meja makan restoran internasional?

Bagaimana cerita di balik kesuksesan kuliner sederhana ini menembus dunia? Mari kita telusuri bersama dalam uraian berikut.

Asal-usul kuliner ayam goreng dan pecel lele

Sebagian besar orang mengenal ayam goreng sebagai makanan sehari-hari. Namun jika ditelusuri lebih dalam, makanan ini punya akar budaya yang kuat. Sejak zaman kerajaan Jawa, ayam goreng telah menjadi sajian penting dalam upacara adat dan perjamuan bangsawan.

Berbeda dengan versi barat yang menggunakan tepung tebal dan teknik deep-fry, ayam goreng khas Indonesia menggunakan metode ungkep. Daging ayam direbus perlahan bersama rempah seperti lengkuas, kunyit, ketumbar, dan bawang, lalu digoreng untuk menghasilkan kulit yang garing dan aroma menggoda.

Sementara itu, pecel lele dikenal sebagai makanan yang merakyat. Berasal dari daerah pedesaan Jawa, makanan ini menjadi pilihan karena lele mudah dibudidayakan dan harganya terjangkau. Namun jangan salah, rasa gurih lele goreng yang dipadu dengan sambal terasi menjadikannya favorit di kalangan luas.

Keduanya menyebar luas melalui jalur kuliner kaki lima yang menyatu dengan kehidupan masyarakat. Dari sanalah, perjalanan mereka ke panggung dunia dimulai.

Rahasia bumbu yang buat ketagihan

Bukan tanpa alasan kenapa ayam goreng dan pecel lele bisa menarik perhatian dunia. Salah satu faktornya adalah penggunaan bumbu rempah khas Indonesia yang tidak bisa ditemukan di tempat lain.

Untuk ayam goreng, bumbu seperti serai, kemiri, bawang merah, dan daun salam diolah secara tradisional. Setelah itu, ayam direndam atau diungkep selama beberapa jam hingga semua bumbu meresap ke dalam serat daging. Ketika digoreng, aromanya langsung menyeruak ke segala penjuru.

Sementara pecel lele punya senjata utama pada sambalnya. Campuran cabai, bawang putih, tomat, dan terasi yang diulek kasar memberikan ledakan rasa pedas, gurih, dan sedikit manis. Sambal ini kerap disajikan di atas cobek batu bersama lele goreng dan lalapan segar seperti kemangi dan timun.

Bumbu dan rempah inilah yang membuat makanan ini bukan hanya enak, tetapi juga berkarakter kuat. Bahkan bagi penikmat kuliner dunia yang terbiasa dengan makanan sederhana, cita rasa ini memberikan kejutan yang menyenangkan.

Popularitas ayam goreng dan pecel lele di luar negeri

Di kota-kota besar dunia seperti Sydney, Amsterdam, dan Tokyo, kita bisa menemukan restoran Indonesia yang menyajikan ayam goreng dan pecel lele. Bahkan di kawasan Little Indonesia di Belanda, menu ini menjadi favorit tidak hanya oleh warga Indonesia, tetapi juga warga lokal.

Banyak turis yang pertama kali mencoba karena penasaran. Tapi setelah mencicipi, mereka sering kembali lagi. Bahkan di beberapa review restoran, pengunjung asing memuji rasa unik ayam goreng dan sambal pecel lele yang tidak bisa mereka temukan di negara asal mereka.

Fenomena ini menunjukkan bahwa kuliner lokal bisa menjadi duta budaya global. Makanan yang awalnya sederhana dan berasal dari warung tenda pinggir jalan, kini tampil dalam versi elegan di meja restoran fine dining di luar negeri.

Dengan begitu, makanan ini tidak hanya menjadi sumber ekonomi, tetapi juga kebanggaan nasional.

Ayam goreng dan pecel lele dalam gaya hidup kekinian

Di era digital, kuliner bukan sekadar makanan, tetapi juga bagian dari gaya hidup. Tren ini membuat ayam goreng dan pecel lele ikut naik daun, berkat promosi dari para food vlogger, TikToker, dan influencer kuliner.

Generasi muda tak lagi malu menikmati makanan tradisional. Bahkan, banyak yang dengan bangga membagikan foto mereka menikmati ayam goreng dengan sambal pedas atau pecel lele di atas cobek panas di Instagram. Estetika penyajian ala warung tenda kini justru dianggap autentik dan menarik.

Tak hanya itu, munculnya brand lokal dengan konsep modern street food yang menjual ayam goreng dan pecel lele dalam kemasan kekinian juga membuat makanan ini semakin relevan. Kemasan praktis, logo menarik, serta nama kreatif menjadikan makanan ini tetap bertahan di tengah persaingan kuliner modern.

Berkat digitalisasi dan kreativitas anak muda, kuliner ini semakin tak lekang oleh waktu.

Peran ayam goreng dan pecel lele dalam diplomasi budaya

Kuliner adalah bahasa universal. Melalui ayam goreng dan pecel lele, Indonesia memperkenalkan budayanya tanpa harus berbicara panjang lebar. Aroma rempah, sambal yang membakar lidah, dan kelembutan daging adalah pesan yang mudah dipahami semua orang.

Dalam berbagai acara internasional seperti expo kuliner dan pameran budaya, menu ini menjadi andalan Indonesia. Mereka memperkenalkan Indonesia bukan hanya lewat pakaian atau tarian, tetapi juga lewat rasa.

Bahkan beberapa kedutaan besar RI di luar negeri pernah menghidangkan ayam goreng dan pecel lele sebagai sajian utama dalam acara resmi. Hal ini menunjukkan bahwa makanan punya kekuatan diplomasi yang kuat.

Ketika orang asing jatuh cinta pada masakan Indonesia, mereka biasanya ingin tahu lebih banyak: tentang budaya, tentang orangnya, dan tentang negaranya.

Kesimpulan

Ayam goreng dan pecel lele bukan sekadar makanan harian, tapi sudah menjelma jadi ikon rasa Indonesia di dunia. Kalau kamu bangga dengan kuliner lokal kita, yuk bagikan artikel ini ke media sosialmu dan ajak teman-temanmu mencoba kelezatannya! Pilih yang mana duluan, ayam goreng atau pecel lele?

Pos terkait