Tangselin.com Pertandingan terakhir musim 2024/2025 di Scottish Premiership antara Rangers dan Dundee United di Stadion Ibrox pada 14 Mei 2025 berlangsung penuh emosi dan refleksi. Meskipun tidak menentukan gelar juara, laga ini menjadi momen penting bagi kedua tim untuk menutup musim dengan kepala tegak.
Awal Mengejutkan dari Dundee United
Dundee United yang datang sebagai tim tamu tampil percaya diri sejak menit awal. Mereka bahkan mengejutkan publik tuan rumah ketika pemain muda mereka, Sam Cleall-Harding, mencetak gol pembuka pada menit ke-21. Gol tersebut lahir dari skema bola mati yang dieksekusi dengan baik, dan sundulan Cleall-Harding berhasil menaklukkan kiper Rangers.
Gol ini menjadi bukti bahwa meskipun berstatus underdog, Dundee United tetap menyimpan semangat juang tinggi, terutama karena mereka masih memiliki peluang untuk lolos ke kompetisi Eropa—meski tipis.

Dessers Membalikkan Keadaan
Namun, keunggulan Dundee United tak bertahan lama. Hanya lima menit berselang, Cyriel Dessers berhasil menyamakan kedudukan melalui serangan cepat yang dibangun dari sisi kanan lapangan. Pemain asal Nigeria itu menunjukkan naluri mencetak gol yang tajam, menyelesaikan umpan tarik dari Todd Cantwell dengan tembakan mendatar ke sudut gawang.
Setelah mencetak gol penyama, Rangers kian mendominasi jalannya pertandingan. Tekanan demi tekanan akhirnya membuahkan hasil ketika mereka mendapatkan hadiah penalti. Dessers yang tampil percaya diri kembali mencatatkan namanya di papan skor dengan eksekusi penalti yang sempurna, membawa Rangers unggul 2-1 sebelum turun minum.
Gol Raskin Menutup Kemenangan
Memasuki babak kedua, Rangers tetap mempertahankan intensitas permainan mereka. Kombinasi lini tengah yang solid dan pergerakan cepat di lini depan menyulitkan pertahanan Dundee United. Tekanan ini akhirnya membuahkan hasil saat Nico Raskin mencetak gol ketiga untuk Rangers.
Raskin memanfaatkan kemelut di depan gawang setelah tendangan sudut dan menyambarnya dengan tembakan keras dari jarak dekat. Gol ini sekaligus memastikan kemenangan Rangers dengan skor akhir 3-1.
Suasana Haru di Ibrox
Meski meraih kemenangan meyakinkan, suasana di Stadion Ibrox tetap terasa berat. Para pendukung yang memadati stadion menampilkan ekspresi campur aduk—antara bangga atas semangat juang tim dan kecewa karena musim yang dianggap jauh dari ekspektasi.
Rangers mengakhiri musim di posisi kedua klasemen, tertinggal jauh dari sang juara Celtic. Hasil ini memperpanjang puasa gelar mereka di kompetisi domestik. Setelah pertandingan, Barry Ferguson, pelatih sementara yang menggantikan manajer sebelumnya di pertengahan musim, bersama para pemain meluangkan waktu untuk berkeliling lapangan, memberikan tepuk tangan dan ucapan terima kasih kepada suporter setia mereka.
Banyak penggemar berharap akan ada perubahan besar di musim depan—baik dari sisi manajerial maupun komposisi skuad—untuk kembali bersaing memperebutkan trofi yang selama ini menjadi milik rival abadi mereka.
Dundee United Gagal Menjaga Konsistensi
Di sisi lain, Dundee United harus menelan kekalahan keempat secara beruntun, hasil yang sangat mengecewakan mengingat mereka sempat berada dalam performa menjanjikan pada paruh pertama musim. Kekalahan ini membuat mereka tetap bertengger di posisi kelima, dengan peluang tipis untuk lolos ke kompetisi Eropa bergantung pada hasil tim lain.
Manajer Dundee United, dalam konferensi pers usai laga, mengakui bahwa inkonsistensi menjadi musuh utama mereka musim ini. Ia juga menegaskan bahwa klub akan melakukan evaluasi menyeluruh, terutama dalam hal kedalaman skuad dan mental bertanding saat menghadapi tekanan.
Evaluasi Musim: Siapa Lebih Siap untuk Bangkit?
Pertandingan ini bukan hanya menjadi penutup musim, tetapi juga cerminan dari perjalanan panjang kedua tim. Rangers, meski menutup musim dengan kemenangan, jelas perlu pembenahan besar jika ingin menyaingi dominasi Celtic. Beberapa pemain dinilai tidak memberikan kontribusi maksimal, dan spekulasi soal rekrutan anyar sudah mulai bermunculan di media Skotlandia.
Sementara itu, Dundee United yang penuh talenta muda harus bisa belajar dari penurunan performa di fase akhir musim. Konsistensi, kedewasaan bermain, dan ketahanan mental akan menjadi kunci bagi mereka jika ingin bersaing lebih serius di musim depan.